Renungan Rabu, 07 Mei 2025: Hari Biasa Pekan III Paskah


 “Dari hati Yesus yang penuh kasih karunia-Nya yang tak terhitung jumlahnya datang kepada kita—rahmat-Nya, sakramen-sakramen, karya supernatural penebusan kita. Banyak tindakan kerahiman dan belas kasih-Nya, yang kita baca di halaman-halaman Injil, menunjukkan kepada kita betapa besarnya cinta yang ditanggungkan oleh hati-Nya bagi kita. Yang terbesar dari semua karunia-Nya kepada kita adalah Ekaristi, karena dalam Ekaristi Dia memberi kita bukan hanya karunia-Nya, tetapi diri-Nya sendiri, Sang Pencipta semua karunia ini.” — Antonio Kardinal Bacci
 
Antifon Pembuka (Mzm 71(70):8.23)
Semoga lidahku bernyanyi memuji Engkau. Semoga bibirku bersorak bermadah kepada-Mu, alleluya.  
Let my mouth be filled with your praise, that I may sing aloud; my lips shall shout for joy, when I sing to you, alleluia.
 
Doa Pagi
Allah Bapa yang berbelaskasih, kami telah Kauberi iman kepercayaan. Semoga berkat bantuan-Mu itu kami bangkit bersama Putra-Mu yang tunggal dan hidup mulia selamanya. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus,  Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:1b-8)    
 
"Mereka menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil."
       
Setelah Stefanus dibunuh, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu. Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki serta perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar menjelajah ke seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; R:1)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!"
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:40)
Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman.

Inilah Injil Suci menurut Yohanes (6:35-40)
     
"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."
      
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
 
 
Renungan: Kekuatan Iman di Tengah Penganiayaan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui berbagai tantangan yang dapat menguji iman dan keyakinan kita. Penganiayaan, baik secara fisik maupun emosional, tetap menjadi kenyataan bagi banyak orang yang memperjuangkan kebenaran. Namun, seperti yang kita lihat dalam bacaan hari ini, penganiayaan tidak pernah dapat membungkam semangat mereka yang berpegang teguh pada iman.
Kekuatan dalam Kesulitan

Ketika kita menghadapi kesulitan, terutama dalam bentuk penolakan atau penganiayaan, kita mungkin merasa tertekan dan sendirian. Namun, penting untuk diingat bahwa pengalaman ini dapat memperkuat keyakinan kita. Seperti jemaat di Yerusalem yang melarikan diri, mereka tidak bersembunyi dalam ketakutan, tetapi justru menyebarkan Injil dengan lebih berani.

Dalam kehidupan kita, kita juga bisa mengalami situasi di mana keyakinan kita diuji. Mungkin itu terjadi di lingkungan kerja, dalam hubungan sosial, atau bahkan di dalam keluarga. Saat kita tetap teguh dalam iman kita dan bersaksi tentang kebenaran, kita memberi inspirasi bagi orang lain dan menunjukkan bahwa iman kita lebih besar daripada tantangan yang kita hadapi.
Peran Ekaristi dalam Kehidupan Sehari-hari

Yesus menyebut diri-Nya sebagai Roti Kehidupan, yang mengingatkan kita akan pentingnya Ekaristi dalam kehidupan kita. Dalam setiap perayaan Ekaristi, kita menerima kekuatan dari Tuhan yang menguatkan iman kita. Ekaristi bukan sekadar ritual, tetapi sumber kekuatan untuk hidup sesuai dengan ajaran Kristus.

Setiap kali kita menerima Ekaristi, kita diingatkan akan cinta dan pengorbanan-Nya. Ini mendorong kita untuk terus bersaksi tentang iman kita, bahkan di tengah tantangan. Ketika kita merasa lemah, kita dapat datang kepada-Nya dan mempercayakan segala beban kita.
Menjadi Saksi yang Berani

Kita dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di dunia ini. Dalam keadaan apapun, kita harus berani berdiri untuk kebenaran dan tidak takut menghadapi penolakan atau penganiayaan. Seperti Filipus yang memberitakan Injil di kota Samaria, kita juga dapat membawa pesan kasih dan keselamatan kepada orang-orang di sekitar kita.

Kita mungkin tidak menghadapi penganiayaan dalam bentuk fisik, tetapi kita bisa merasakannya dalam bentuk kritik, ejekan, atau bahkan kehilangan hubungan. Dalam situasi seperti itu, penting untuk tetap bersikap positif dan percaya bahwa Tuhan menyertai kita. Ketika kita tetap teguh, kita memberi contoh yang baik bagi mereka yang melihat kita.
Penutup

Hari ini, mari kita renungkan bagaimana kita bisa menjadi saksi Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Apakah kita berani menyatakan iman kita di tengah tantangan? Apakah kita memanfaatkan kekuatan yang kita terima dari Ekaristi untuk bersaksi tentang kasih Tuhan? Mari kita ingat bahwa penganiayaan tidak akan pernah dapat menjatuhkan iman kita. Sebaliknya, itu dapat memperkuat keyakinan kita dan menjadikan kita alat Tuhan untuk menyebarkan kasih-Nya kepada dunia.

Amin.
Share on Google Plus

About admin

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 Comments:

Posting Komentar

Agenda Kegiatan